Keungulan Pendidikan Karakter Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang
Keungulan Pendidikan Karakter Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang
Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang sebagai salah satu supplier tenaga kerja untuk industri harus mengetahui kebutuhan akan kualifikasi dan kompetensi pekerja yang disyaratkan industri agar lulusan yang dihasilkan dapat mengikuti sistem kerja yang ada. Menyadari hal tersebut Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang berusaha menyeimbangkan kompetensi antara hard skill dan soft skill bagi lulusannya. Pendidikan Karakter Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang fokus pada Budaya kerja di industri dan penerapan budaya Kaizen dimulai sejak kelas X untuk menumbuhkan soft skill yang dibutuhkan industri. Kaizen yang diterapkan di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang sebagai pendekatan bertahap secara sistematis, berkelanjutan, dan sesuai dengan pencapaian sasaran kepada seluruh siswa. Salah satu alat yang paling efektif dalam perbaikan berkelanjutan terseut adalah konsep 5R yaitu metode yang efektif dalam menciptakan sebuah lingkungan kerja yang ideal dan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap mutu dan produktivitas. Konsep 5R yang dikembangkan di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang Banjarnegara yaitu: (a) seiri-short-ringkas, (b) seiton-straighten-rapi; (c) seiso-sweep and clean-resik; (d) seiketsu-systemize-rawat; (e) shitsuke-standardize-rajin.
Pembinaan karakter kerja berbasis industri di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang disingkat “Karjain” yang dipergunakan pada pembelajaran dan membantu guru dalam memperbaiki kultur pembelajaran ke arah yang mendekati budaya kerja di industri. Karjain merupakan model pengembangan karakter kerja berbasis industri yang menerapkan kaizen, QC, dan JIT dalam proses pembelajaran praktik, dan dapat digunakan untuk membangun rasa percaya diri, siswa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan sampai tuntas; berdisiplin dengan waktu, memiliki daya juang yang tinggi; dan memiliki ketahanan mental kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini didasarkan pada premis bahwa setiap siswa memiliki peluang untuk bekerja di industri.
Integrasi pengembangan karakter kerja dalam pembelajaran praktik di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang Banjarnegara melalui 5 tahap kegiatan, yaitu:
Tahap komitmen kerja ditunjukkan oleh indikator; kesediaan menerima aturan kerja, kesepakatan target waktu, kesadaran melaksanakan tugas sesuai aturan (SOP), kesediaan bekerjasama, dan kesediaan melakukan sikap kerja sesuai dengan yang diharapkan.
Tahap membangun etos kerja melalui simulasi situasi bekerja di industri agar siswa mengalami bermacam-macam proses kerja untuk menguji reaksi mereka. Tujuanya adalah untuk membangun etos kerja yang ditunjukkan oleh indikator bekerja ikhlas, tuntas, semangat, serius, optimis, dan unggul.
Tahap pemaknaan cara kerja yaitu menerima dan memaknai nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu yang bertujuan untuk membangun apresiasi kerja. Apresiasi kerja ditunjukkan oleh indikator; memahami, menghayati, menyenangi, dan menghargai bidang pekerjaan.
Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus, sehingga menjadi suatu rutinitas atau perilaku yang membudaya dan menjadi karakter yang baik dalam perilaku kerja. Budaya kerja, ditunjukkan oleh indikator sikap kerja 5R, berorientasi pada kualitas, budaya just in-time, budaya bekerja jujur, dan bekerjasama.
Refleksi merupakan tahap yang menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup yang memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah diperoleh dan dilakukan serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
Bentuk pembinaan karakter kerja di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang Banjarnegara dengan penerapan kaizen, QC, dan JIT menjadi sangat penting dibutuhkan penggunaannya karena semua aspek produksi pada saat ini tidak hanya didasarkan pada kualitas dan kuantitas, melainkan juga standar waktu yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dunia industri selalu berlomba-lomba untuk menekan lead time dengan menggunakan berbagai metode. Metode yang bisa diimplementasikan pada konsep lead time di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang Banjarnegara adalah:
Poka yoke atau error proofing, yaitu mencegah sebuah kesalahan sebelum kesalahan itu terjadi. Dalam hal ini diperlukan soft skills seperti teliti, disiplin, percaya diri, kejujuran, dan tanggung jawab.
Line balancing, yaitu menyeimbangkan aliran produksi komponen produk pada setiap stasiun kerja berdasarkan waktu proses dan kebutuhan. Untuk itu, diperlukan soft skills mental kerja yang stabil dan tangguh, karena proses produksi berdasarkan target waktu, kuantitas, dan kualitas yang dijaga ketat terus berjalan secara berkelanjutan.
Ergonomi dan K3, yaitu mengupayakan supaya tercipta suasana kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat serta Efisien). Dalam hal ini diperlukan soft skills komunikasi, kerjasama, kompetisi yang sehat, dan kepemimpinan.
Sikap kerja 5S (Seiri/Sort, Seiton/Set in order, Seiso/Shine, Seiketsu/ Standardize, Shitsuke/Sustain) di dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai 5R (Resik, Rapi, Ringkas, Rawat, dan Rajin). Maka diperlukan soft skills disiplin, tanggung jawab, dan patuh pada aturan.
Just in Time (JIT), yaitu upaya untuk memproduksi produk sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan. Maka diperlukan soft skills percaya akan kemampuan diri, disiplin, tanggung jawab, keuletan, dan ketahanan mental.
Pembentukan budaya kerja di Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang bukanlah sesuatu yang instan, karena itu penerapanya secara terus-menerus dalam kehidupan siswa di lingkungan sekolah. Gerakan 5S menjadi semboyan keseharian siswa Teknik Mekatronika dalam mengikuti setiap pembelajaran, yaitu: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Istilah ini di Indonesia sering juga disebut dengan 5 R (ringkas, resik, rapih, rawat, dan rajin) atau 5P (pemilihan, penataan, pembersihan, pemantapan dan pembiasaan). Manfaat menerapkan sikap kerja 5S dalam kehidupan bekerja, yaitu terjaminnya keamanan, keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, efisiensi kerja, dan peningkatan kualitas produk. Sehingga diharapakan lulusan Teknik Mekatronika SMKN 1 Bawang siap untuk diterujkan di perusahaan-perusahaan yang mengadopsi dan menggunakan prinsip kaizen dengan 5S.